Isolasi Parasit pada Ikan Nila (Laporan POA)


Laporan Praktikum ke-4                     Hari/Tanggal             : Senin/9 Oktober 2017
m.k Penyakit Organisme Akuatik       Kelompok/Shift         : 12/Siang
Asisten                       : Muhamad Gustilatov
  
ISOLASI PARASIT PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

Disusun oleh:
  Wahyu Edwin Sanjaya
C14150083

  


       
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Subsektor khusunya perikanan di Indonesia mempunyai peranan penting dalam penyediaan protein hewani bagi masyarakat Indonesia secara umum. Produksi ikan di Indonesia mencapai kurang lebih dua juta ton pertahun, dimana terdiri atas 74% berasal dari laut dan 26% berasal dari air tawar. Ikan merupakan bahan pangan yang berprotein tinggi, murah, dan mudah dicerna oleh tubuh dan merupakan sumber protein hewani yang memenuhi gizi masyarakat Indonesia. Manusia sangat memerlukan protein ikan karena selain mudah dicerna, pola asam amino protein ikan hampir sama dengan yang terdapat dalam tubuh manusia. Contoh ikan yang tergolong ekonomis dan komersial adalah ikan Nila (Oreochromis niloticus) (Lianda et al. 2015).
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang mempunyai nilai ekonomis tinggi yang dan telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia dan telah dibudidayakan secara massal. Ikan nila merupakan salah satu jenis ikan yang berasal dari Benua Afrika. Namun telah menyebar di berbagai negara di dunia termasuk Indonesia. Secara global, ikan nila merupakan salah satu komoditas penting dengan produksi dan kebutuhan yang semakin meningkat. Budidaya ikan nila cukup mudah dipelihara, pertumbuhannya sangat cepat dan daya adaptasi terhadap lingkungan cukup baik. Budidaya ikan nila, tidak luput dari permasalahannya yang dihadapi, seperti penanggulangan penyakit pada ikan yang disebabkan parasit, bakteri, virus dan jamur (Lianda et al. 2015).
Penyakit pada ikan, terutama yang disebabkan oleh parasit, dapat menyebabkan penurunan kualitas ikan dan gangguan kesehatan pada manusia. Keberadaan parasit dapat menyebabkan efek mematikan pada populasi inang dan konsekuensinya dapat menyebabkan kerugian besar bagi industri perikanan. Parasit tidak hanya dapat merugikan industri perikanan, tetapi juga manusia yang mengonsumsinya. Parasit yang menyerang ikan budidaya akan mempengaruhi kelangsungan hidup seperti terhambatnya pertumbuhan ikan. Pengaruh yang muncul diawali dengan terganggunya sistem metabolisme tubuh hospes sampai merusak organ (seperti insang, lambung dan usus), sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan ikan, bahkan dapat menyebabkan kematian (Prasetya et al. 2013).
Salah satu penyebab penyakit infeksius adalah parasit. Berdasarkan tempat hidupnya, parasit dibedakan menjadi dua, yaitu endoparasit dan ektoparasit. Endoparasit merupakan parasit yang hidup didalam jaringan atau tubuh inangnya, sedangkan ektoparasit merupakan parasit yang hidup dipermukaan tubuh inangnya atau menempel sementara pada permukaan tubuh inangnya. Umumnya parasit yang menyerang ikan adalah parasit dari golongan Crustacea, cacing (Nematoda, Trematoda, dan Cestoda), dan protozoa. Ektoparasit menginfeksi sirip, sisik, operkulum, dan insang ikan. Isolasi parasit pada ikan budidaya perlu dilakukan untuk mengetahui jenis parasit yang menginfeksi dan mengetahui hubungan antara parasit dengan inangnya. (Manurung dan Gaghenggang 2016).

Tujuan
            Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengenal bentuk-bentuk parasit baik ektoparasit maupun endoparasit dari spesimen segar atau hidup yang terdapat pada beberapa jenis ikan.


METODOLOGI

Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 2 Oktober 2017 pukul 12.20-15.00 WIB bertempat di Laboratorium Kesehatan Ikan lantai 2 Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah 2 set alat bedah, talenan/baki, kamera/hp, tisu, cover glass, object glass, mikroskop, cawan petri, dan alat tulis. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah ikan nila dan akuades.

Prosedur
Pemeriksaan Ektoparasit
Siapkan terlebih dahulu semua alat dan bahannya. Kemudian ikan Nila diambil sebanyak satu ekor. Selanjutnya, lendir dan insang ikan Nila diambil dan diletakkan di object glass yang berbeda. Lendir pada ikan Nila diambil dengan cara menggoreskan pisau pada permukaan tubuh ikan dari arah depan (kepala) ke belakang (ekor) sehingga tidak merusak sisiknya. Jika ukuran sampelnya terlalu besar maka organ dicacah terlebih dahulu. Setelah itu, diberi satu tetes akuades (secukupnya) dan ditutup dengan cover glass. Lalu, preparat diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 25x. Parasit yang ditemukan diidentifikasi, dihitung dan dicatat jumlahnya.

Pemeriksaan Endoparasit
Siapkan terlebih dahulu semua alat dan bahannya. Kemudian satu ekor untuk ikan Nila yang telah diamati ektoparasitnya dibedah. Sebelum dibedah, ikan dipingsankan terlebih dahulu dengan menusuk medula oblongata ikan yang terletak di bagian kepala. Lalu usus ikan Nila diambil dengan menggunakan pinset dan diletakkan di object glass yang berbeda. Jika ukuran sampelnya terlalu besar maka ususnya dicacah terlebih dahulu. Setelah itu, diberi 1 tetes akuades (secukupnya) dan ditutup dengan cover glass. Lalu, preparat diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 25x. Parasit yang ditemukan diidentifikasi, dihitung dan dicatat jumlahnya.

Isolasi Trichodina sp.
Siapkan terlebih dahulu semua alat dan bahannya. Kemudian ambil ikan nila sebanyak satu ekor. Selanjutnya, lendir dan insang ikan nila diambil dan letakkan di object glass yang berbeda. Lendir pada ikan Nila diambil dengan cara menggoreskan pisau pada permukaan tubuh ikan dari arah depan (kepala) ke belakang (ekor) sehingga tidak merusak sisiknya. Sedangkan untuk insang diambil kemudian dicacah sampai kecil dan tambahkan satu tetes akuades. Preparat diamati di bawah mikroskop dan temukan parasitnya lalu tandai dengan spidol. Kemudian dikering udarakan selama 5-10 menit. Tambahkan AgNO3 2% dan ratakan pada seluruh bagian object glass lalu diamkan selama 1-2 menit. Kemudian bilas/celupkan kedalam akuades 1-2 kali dan kering udarakan kembali selama 5-10 menit, dan inkubasi dibawah sinar matahari selama 15-20 menit. Amati dan tandai dengan spidol kemudian tutup dengan cover glass.

Isolasi Monogenea
Siapkan terlebih dahulu semua alat dan bahannya. Kemudian ambil ikan nila sebanyak satu ekor. Selanjutnya, lendir dan insang ikan nila diambil dan letakkan di object glass yang berbeda. Lendir pada ikan Nila diambil dengan cara menggoreskan pisau pada permukaan tubuh ikan dari arah depan (kepala) ke belakang (ekor) sehingga tidak merusak sisiknya. Sedangkan untuk insang diambil kemudian dicacah sampai kecil dan tambahkan satu tetes akuades. Preparat diamati di bawah mikroskop dan temukan parasitnya lalu tandai dengan spidol. Posisikan bentuk parasit agar utuh dan tidak mengkerut. Kemudian fiksasi dengan BNF 10% selama 5 menit. Lalu lakukan hidrasi alkohol bertingkat 70%, 50%, dan 35% masing-masing selama 5 menit. Setelah itu, diberi pewarna asetocarmin (tetesi/rendam) selama 15 menit. Lakukan dehidrasi alkohol bertingkat 35%, 50%, 70%, 80%, 90%, dan 100% masing-masing selama 2 menit. Cleaning dengan xylol 1, 2, 3 masing-masing 1 menit. Amati dan mounting dengan etilen/lem kanada dan tutup dengan cover glass.

Perhitungan Prevalensi, Intensitas, dan Dominansi

Prevalensi (%)                 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑖𝑛𝑓𝑒𝑘𝑠𝑖/𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑚𝑎𝑡𝑖 𝑥 100
Intensitas (induk/ekor)    = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠 𝑝𝑎𝑟𝑎𝑠𝑖𝑡 tertentu/𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑖𝑛𝑓𝑒𝑘𝑠𝑖
Dominansi (%)                = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠 𝑝𝑎𝑟𝑎𝑠𝑖𝑡 tertentu/𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑎𝑟𝑎𝑠𝑖𝑡 𝑥 100

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Berikut ini merupakan hasil isolasi ektoparasit dan endoparasit yang dilakukan pada ikan nila (Oreochromis niloticus) yang dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1 Hasil isolasi parasit pada nila (Oreochromis niloticus)
Kelompok
Organ
Jenis Parasit
Jumlah
1
Sirip
-
-
Insang
Monogenea
1
Mukus
Trichodina sp.
1
Usus
-
-
2
Sirip
-
-
Insang
Monogenea
1
Mukus
Trichodina sp.
14
Usus
-
-
3
Sirip
-
-
Insang
Monogenea
1
Mukus
Trichodina sp.
2
Usus
-
-
4
Sirip
-
-
Insang
Monogenea
1
Mukus
Trichodina sp.
1
Usus
-
-
5
Sirip
-
-
Insang
Monogenea
1
Mukus
Trichodina sp.
2
Usus
-
-
6
Sirip
-
-
Insang
Monogenea
1
Mukus
Trichodina sp.
20
Usus
-
-
7
Sirip
-
-
Insang
Monogenea
1
Mukus
Trichodina sp.
3
Usus
-
-
8
Sirip
-
-
Insang
Monogenea
1
Mukus
Trichodina sp.
1
Usus
-
-
9
Sirip
-
-
Insang
Monogenea
Trichodina sp.
1
15
Mukus
-
-
Usus
-
-
10
Sirip
-
-
Insang
Monogenea
1
Mukus
Trichodina sp.
5
Usus
-
-
11
Sirip
-
-
Insang
Trichodina sp.
2
Mukus
Monogenea
2
Usus
-
-
12
Sirip
-
-
Insang
Monogenea
1
Mukus
Trichodina sp.
3
Usus
-
-
Berdasarkan tabel 1 diatas, dapat diketahui bahwasanya parasit Trichodina sp. mendominasi infeksi yang ditemukan pada organ luar ikan Nila, terutama pada bagian mukus dan sebagian juga ada yang terdapat pada insang ikan. Selain parasit Trichodina sp juga ditemukan jenis parasit Monogenea yang sebagian besar ditemukan pada insang ikan. Parasit Trichodina sp. paling banyak ditemui pada organ mukus sebanyak 20 yang dilakukan oleh perlakuan kelompok 6. Sedangkan untuk jenis parasit Monogenea jumlah paling banyak ditemukan adalah sebanyak 3 pada organ mukus oleh perlakuan kelompok 12.
Berikut merupakan hasil dari pengamatan preparat isolasi jenis parasit Trichodina sp. dan Monogenea pada mikroskop dalam penelitian parasit ikan.
Tabel 2 Hasil preparat isolasi jenis parasit Trichodina sp. dan Monogenea.

Foto Trichodina sp. hasil pengamatan (foto di mikroskop dan hasil isolasi di preparat).
Foto Trichodina sp. dari literatur.






Gambar 1 Trichodina sp. hasil pengamatan.
Gambar 2  Trichodina sp. dari literatur (www.freshwaterlife.org/imagearchive)
Foto Monogenea hasil pengamatan (foto di mikroskop dan hasil isolasi di preparat)
Foto Monogenea dari literatur.




Gambar 3 Monogenea hasil pengamatan
Gambar 4 Monogenea dari literatur (www.clinicalsciences.com/article/monogenea-ectoparasitic)

            Berdasarkan hasil pengamatan pada gambar 1 dan 3 diketahui bahwa dalam pengamatan ikan Nila terdapat dua jenis parasit yaitu Trichodina sp. dan Monogenea yang ditemukan pada ikan bagian mukus dan insangnya. Parasit Trichodina sp. berbentuk membulat dan sebagian besar ditemukan pada bagian mukus ikan, sedangkan Monogenea berbentuk memanjang dan sebagian besar ditemukan pada bagian insang ikan.

Pembahasan
Ikan merupakan hospes dari berbagai jenis parasit dimana dalam kondisi budidaya parasit tertentu dapat berkembang dengan pesat, akibat kondisi stress yang umumnya dapat terjadi pada kondisi budidaya. Berbagai stressor yang terjadi seperti padatnya penebaran, nutrisi yang kurang, dan penanganan yang kurang baik. Selain itu beberapa jenis parasit, seperti golongan Monogenea memiliki siklus hidup langsung yang dapat berkembang dengan pesat dalam kolam budidaya. Organisme penyebab penyakit sangatlah beragam, salah satunya adalah ektoparasit. Beberapa faktor yang berperan terhadap serangan penyakit pada ikan adalah kepadatan ikan yang dibudidayakan, budidaya secara monokultur dan stress, selanjutnya faktor biotik dan abiotik yaitu, faktor fisika dan kimia air serta berbagai organisme patogen (Fitri et al. 2013).
Parasit Monogenea merupakan salah satu golongan parasit yang paling sering menimbulkan masalah dalam budidaya ikan, karena siklus hidupnya yang langsung, reproduksi tinggi dan patogenisitasnya tinggi, sehingga sangat sering menimbulkan kematian pada ikan. Parasit Monogenea merupakan salah satu parasit yang sebagian besar menyerang pada bagian luar tubuh ikan (ektoparasit) jarang menyerang bagian dalam tubuh ikan (endoparasit) biasanya menyerang kulit dan insang. Monogenea merupakan cacing pipih dengan ukuran panjang 0,15-20 mm bentuk tubuhnya fusiform, haptor di bagian  posterior dan siklus kait sentral sepasang dan sejumlah kait marginal. Salah satu contoh class monogenea yaitu Dactylogyridae yang mempunyai alat bantu tambahan organ tambahan pada tubuhnya yang biasa disebut squamodis yang berfungsi sebagai perekat, ada sekitar 1.500 spesies Monogenea yang ditemukan pada ikan (Fitri et al. 2013).
Jenis-jenis parasit dari Class Monogenea yang umum menyerang ikan adalah Dactylogyrus sp. dan Gyrodactylus sp. parasit monogenea mempunyai siklus hidup langsung yang melibatkan satu inang. Parasit ini merupakan ektoparasit pada insang ikan. Gyrodactylus sp. bersifat vivipar, larva dilepaskan dan langsung menempel pada inang. Dactylogyrus sp. bersifat ovipar dan menghasilkan telur dengan filamen panjang yang biasanya menempel pada insang. Memiliki panjang tubuh berkisar antara 0,5-0,8 mm, hidup pada permukaan tubuh ikan dan biasa menginfeksi organ-organ lokomosi hospes dan respirasi. Larva berkembang di dalam uterus parasit tersebut dan dapat berisi kelompok-kelompok sel embrionik. Gejala infeksi pada ikan, antara lain pernapasan ikan meningkat dan produksi lendir berlebih (Fitri et al. 2013).
Hewan parasit ini merupakan cacing tingkat rendah (Trematoda). Gyrodactylus sp. biasanya sering menyerang ikan air tawar, payau, dan laut pada bagian kulit luar dan insang (Fitri et al. 2013). Gyrodactylus sp. memiliki bentuk tubuh kecil, memanjang, transparan, tanpa titik mata dan pada bagian anteriornya terdapat dua tonjolan. Bagian posteriornya terdapat sepasang jangkar yang dihubungkan oleh sebuah plat. Terdapat 16 jangkar kecil pada sisi piringan (opisthaptor). Saat stadia, dewasa di dalam uterusnya terdapat embrio yang ditunjukkan dengan adanya jangkar pada bagian depan dan belakang. Selain itu, ada gilirannya embrio tersebut yang akan berisi embrio generasi berikutnya (Manurung dan Gaghenggang 2016).
Tingginya infeksi parasit pada benih ikan diakibatkan oleh kondisi ketahanan tubuh masih lemah dan sangat rentan terhadap perubahan lingkungan sehingga lebih mudah terserang parasit (Rustikawati et al. 2004). Menurut Zhao dan Thang (2011), Trichodina sp. memiliki peranan yang besar terhadap penurunan daya tahan tubuh ikan dan dapat menyebabkan terjadinya infeksi sekunder. Trichodina sp. merupakan famili Trichodinidae yang meliputi genus Trichodina, Paratrichodina, Trichodinella, Tripartiella, dan Vauchomi. Trichodina sp. berbentuk cakram bulat seperti mangkuk dengan gigi-gigi yang terdapat dibagian tengah. Trichodina sp. berbentuk datar dorsoventral agak concave pada salah satu sisi dan convex pada sisi lainnya. Bagian sisi concave melekat pada inang dan berperan seperti disc (penghisap). Parasit ini memiliki dua inti, yaitu inti besar dan inti kecil. Inti kecil memiliki bentuk bundar menyerupai vakuola dan inti besar berbentuk tapal kuda. Protozoa Trichodina sp. sebagai parasit mobile yang dilengkapi dengan cilia dan menyerang ikan air tawar (Rustikawati et al. 2004).
Trichodina sp. dapat berkembangbiak dengan cepat karena memanfaatkan sumber nutrisi berupa bakteri yang berhabitat di akuarium dan kolam budidaya. Trichodina sp. sering menyerang ikan pada bagian permukaan tubuh ikan yang berada di akuarium atau kolam budidaya. Penyakit yang disebabkan oleh Trichodina sp. disebut Trichodiniasis menginfeksi pada umur larva dan ikan kecil atau benih. Inang yang paling sering terserang Trichodina sp. biasanya anggota dari Cyprinidae (Khoo et al. 2012). Jenis dan tingkat infeksi Trichodina sp. pada benih antar lokasi kolam budidaya akan berbeda karena infeksi parasit dipengaruhi oleh adanya perbedaan pakan yang diberikan, umur ikan, ukuran ikan, kondisi perairan serta aktivitas budidaya (Handayani et al. 2014).
            Trichodina sp. dapat ditemukan pada beberapa bagian tubuh benih ikan dari semua kelompok ukuran ikan paling banyak ditemukan pada lendir di permukaan tubuh ikan. Zhao dan Tang (2011) menyatakan bahwa Trichodina sp. banyak terdapat pada permukaan tubuh inang karena banyak mengandung mucus, jaringan epitel dan peredaran darah yang merupakan nutrsi bagi parasit dan menjadi tempat hidup yang baik bagi paarsit. Infeksi Trichodina sp. pada insang ikan sering terjadi, khususnya pada umur benih karena merupakan lingkungan yang mendukung perkembangbiakan parasite (Zhao dan Tang 2011).
Prevalensi merupakan persentasi dari perbandingan antara jumlah ikan yang terinfeksi parasit dengan jumlah ikan yang diperiksa, sedangkan intensitas merupakan rasio jumlah spesies parasit yang menginfeksi dengan jumlah ikan yang terserang parasite dan dominansi adalah persentase dari perbandingan antara jumlah spesies parasit dengan jumlah total parasit yang ditemukan (Handayani et al. 2014). Pada ikan Nila, jenis parasit yang mendominasi adalah parasit Trichodina sp. dengan prevalensi 100% dan intensitas 5,75 induk/ekor. Parasit ini dominan ditemukan pada bagian luar tubuh ikan (ektoparasit) terutama pada lendir ikan Nila, namun ada juga yang ditemukan pada bagian dalam tubuh ikan (endoparasit). Parasit dari ordo Monogenea juga banyak ditemukan pada ikan Nila yang ditandai dengan nilai prevalensi sebesar 100% dan intensitas sebesar 1,083 induk/ekor. Parasit ini umumnya ditemukan pada bagian dalam tubuh ikan Nila (endoparasit) adapun dibagian ektoparasit khusunya bagian insang ikan Nila. Sedangkan nilai dominansi terbesar adalah untuk jenis parasit Trichodina sp. sebesar 84,1% dan terkecil adalah Monogenea sebesar 15,9%.
  
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah didapatkan praktikan telah mengenal beberapa bentuk parasit baik ektoparasit maupun endoparasit dari spesimen segar atau hidup yang terdapat pada ikan Nila. Ektoparasit dan endoparasit yang ditemukan berupa spesies dari spesies Trichodina sp. dan ordo Monogenia. Jenis parasit yang dominan ditemukan pada ikan Nila adalah Trichodina sp. dengan prevalensi 100% dan intensitas 5,75 dengan dominansi sebesar 84,1%, sedangkan ordo Monogenia dengan prevalensi sebesar 100% dan intensitas 1,083 dengan dominansi hanya sebesar 15,9%.

Saran
Pada praktikum berikutnya diharapkan jenis ikan yang diamati tidak hanya ikan air tawar, melainkan ikan air laut. Hal tersebut diharapkan agar praktikan dapat membedakan jenis parasit yang menginfeksi pada ikan laut dan ikan tawar. Selain itu, diharapkan pula agar identifikasi parasit dilakukan hingga tingkat genus maupun spesies sehingga proses penghitungan intensitas dan prevalensi lebih akurat dan memberi kesempatan kepada praktikan untuk membedakan genus dalam satu ordo suatu organisme.
  
DAFTAR PUSTAKA
Fitri DR, Damiana RE, Risa T. 2013. Infestasi cacing parasitik pada insang Ikan Mujair. Acta Veterinaria Indonesiana. 1(1): 8-14.
Handayani R, Adiputra YT, Wardiyanto.2014. Identifikasi dan keragaman parasit pada Ikan Mas Koki (Carrasius auratus) dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) yang berasal dari Lampung dan Luar Lampung. Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Peraira. 2(2): 149-156.
Khoo CK, Abdul AM, Kua BC, Adnan A. 2012. Cryptocaryon irritan infection induces the acute phase response in lates calcarifer: a Transcriptomic Perspective. Fish and Shelfish Immunology. 33: 788-794.
Lianda N, Fahrimal Y, Daud R, Rusli, Aliza D, Adam M. 2015. Identifikasi parasit pada ikan nila (Oreochromis niloticus) di Irigasi Barabung Kecamatan Darussalam Aceh Besar. Jurnal Medika Veterinaria. 9(2): 101-103.
Manurung UN, Gaghenggang F. 2016. Identifikasi dan prevalensi ektoparasit pada ikan Nila (Oreochromis niloticus) di kolam budidaya Kampung Hiung, Kecamatan Manganitu, Kabupaten Kepulauan Sangihe. Budidaya Perairan. 4(2): 26-30.
Prasetya N, Subekti S, Kismiyati. 2013. Prevalensi ektoparasit yang menyerang benih ikan Koi di bursa ikan hias Surabaya. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. 5(1): 113-116.
Rustikawati I, Rostika R, Iriana D, Herlina D. 2004. Intensitas dan prevalensi ektoparasit pada benih Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) yang berasal dari Kolam Tradisional dan Longyam di Desa Sukamulya Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal Akuakutur Indonesia. 3: 33-39.
Zhao Y, Thang. 2011. Taxonomic study of Trichodinids (Protozoa, Ciliophora) infecting on gills of freshwater fishes, Cyprinus carpio and Mylopharyngodon piceus from China, with the description of Trichodina regularis. European J. Scientific Research. 58(2): 231-237.



LAMPIRAN
Lampirkan contoh perhitungan berdasarkan data yang didapat.
Perhitungan

1. Perhitungan untuk jenis parasit Trichodina sp.
Prevalensi (%) = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑖𝑛𝑓𝑒𝑘𝑠𝑖/𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑚𝑎𝑡𝑖 𝑥 100
= 12/12 𝑥 100
= 100%
Intensitas (induk/ekor) = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠 𝑝𝑎𝑟𝑎𝑠𝑖𝑡 tertentu/𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑖𝑛𝑓𝑒𝑘𝑠𝑖
= 69/12
= 5,75 induk/ekor.
Dominansi (%) = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠 𝑝𝑎𝑟𝑎𝑠𝑖𝑡 tertentu/𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑎𝑟𝑎𝑠𝑖𝑡 𝑥 100
= 69/82 𝑥 100
= 84,1%

2. Perhitungan untuk jenis parasit Monogenea.
Prevalensi (%) = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑖𝑛𝑓𝑒𝑘𝑠𝑖/𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑚𝑎𝑡𝑖 𝑥 100
= 12/12 𝑥 100
= 100%
Intensitas (induk/ekor) = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠 𝑝𝑎𝑟𝑎𝑠𝑖𝑡 tertentu/𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑖𝑛𝑓𝑒𝑘𝑠𝑖
= 13/12
= 1,083 induk/ekor.
Dominansi (%) = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠 𝑝𝑎𝑟𝑎𝑠𝑖𝑡 tertentu/𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑎𝑟𝑎𝑠𝑖𝑡 𝑥 100
= 13/82 𝑥 100
= 15,9%














Komentar