Laporan Praktikum ke-4 Hari/Tanggal : Senin/9 Oktober 2017
m.k Penyakit Organisme Akuatik Kelompok/Shift : 12/Siang
Asisten : Muhamad Gustilatov
ISOLASI
PARASIT PADA IKAN NILA (Oreochromis
niloticus)
Disusun oleh:
Wahyu Edwin Sanjaya
C14150083
DEPARTEMEN
BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN
DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Subsektor
khusunya perikanan di Indonesia mempunyai peranan penting dalam penyediaan
protein hewani bagi masyarakat Indonesia secara umum. Produksi ikan di
Indonesia mencapai kurang lebih dua juta ton pertahun, dimana terdiri atas 74%
berasal dari laut dan 26% berasal dari air tawar. Ikan merupakan bahan pangan
yang berprotein tinggi, murah, dan mudah dicerna oleh tubuh dan merupakan
sumber protein hewani yang memenuhi gizi masyarakat Indonesia. Manusia sangat
memerlukan protein ikan karena selain mudah dicerna, pola asam amino protein
ikan hampir sama dengan yang terdapat dalam tubuh manusia. Contoh
ikan yang tergolong ekonomis dan komersial adalah ikan Nila (Oreochromis niloticus) (Lianda et al. 2015).
Ikan
nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu jenis ikan air tawar
yang mempunyai nilai ekonomis tinggi yang dan telah lama dikenal oleh
masyarakat Indonesia dan telah dibudidayakan secara massal. Ikan nila merupakan
salah satu jenis ikan yang berasal dari Benua Afrika. Namun telah menyebar di berbagai
negara di dunia termasuk Indonesia. Secara global, ikan nila merupakan salah
satu komoditas penting dengan produksi dan kebutuhan yang semakin meningkat.
Budidaya ikan nila cukup mudah dipelihara, pertumbuhannya sangat cepat dan daya
adaptasi terhadap lingkungan cukup baik. Budidaya ikan nila, tidak luput dari
permasalahannya yang dihadapi, seperti penanggulangan penyakit pada ikan yang
disebabkan parasit, bakteri, virus dan jamur (Lianda et al. 2015).
Penyakit
pada ikan, terutama yang disebabkan oleh parasit, dapat menyebabkan penurunan
kualitas ikan dan gangguan kesehatan pada manusia. Keberadaan parasit dapat
menyebabkan efek mematikan pada populasi inang dan konsekuensinya dapat
menyebabkan kerugian besar bagi industri perikanan. Parasit tidak hanya dapat
merugikan industri perikanan, tetapi juga manusia yang mengonsumsinya. Parasit
yang menyerang ikan budidaya akan mempengaruhi kelangsungan hidup seperti
terhambatnya pertumbuhan ikan. Pengaruh yang muncul diawali dengan terganggunya
sistem metabolisme tubuh hospes sampai merusak organ (seperti insang, lambung
dan usus), sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan ikan, bahkan dapat
menyebabkan kematian (Prasetya et al. 2013).
Salah satu
penyebab penyakit infeksius adalah parasit. Berdasarkan tempat hidupnya,
parasit dibedakan menjadi dua, yaitu endoparasit dan ektoparasit. Endoparasit merupakan
parasit yang hidup didalam jaringan atau tubuh inangnya, sedangkan ektoparasit merupakan
parasit yang hidup dipermukaan tubuh inangnya atau menempel sementara pada
permukaan tubuh inangnya. Umumnya parasit yang menyerang ikan adalah parasit
dari golongan Crustacea, cacing (Nematoda, Trematoda, dan
Cestoda), dan protozoa. Ektoparasit menginfeksi sirip, sisik, operkulum, dan
insang ikan. Isolasi parasit pada ikan budidaya perlu dilakukan untuk
mengetahui jenis parasit yang menginfeksi dan mengetahui hubungan antara
parasit dengan inangnya. (Manurung dan Gaghenggang 2016).
Tujuan
Tujuan
dari praktikum ini adalah untuk mengenal bentuk-bentuk parasit baik ektoparasit
maupun endoparasit dari spesimen segar atau hidup yang terdapat pada beberapa
jenis ikan.
METODOLOGI
Waktu
dan Tempat
Praktikum ini
dilaksanakan pada hari Senin, 2 Oktober 2017 pukul 12.20-15.00 WIB bertempat di
Laboratorium Kesehatan Ikan lantai 2 Departemen Budidaya Perairan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Alat
dan Bahan
Alat-alat yang digunakan
dalam praktikum ini adalah 2 set alat
bedah, talenan/baki, kamera/hp, tisu, cover glass, object glass, mikroskop,
cawan petri, dan alat tulis. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah ikan
nila dan akuades.
Prosedur
Pemeriksaan Ektoparasit
Siapkan
terlebih dahulu semua alat dan bahannya. Kemudian ikan Nila diambil sebanyak
satu ekor. Selanjutnya, lendir dan insang ikan Nila diambil dan diletakkan di object
glass yang berbeda. Lendir pada ikan Nila diambil dengan cara menggoreskan
pisau pada permukaan tubuh ikan dari arah depan (kepala) ke belakang (ekor)
sehingga tidak merusak sisiknya. Jika ukuran sampelnya terlalu besar maka organ
dicacah terlebih dahulu. Setelah itu, diberi satu tetes akuades (secukupnya)
dan ditutup dengan cover glass. Lalu, preparat diamati di bawah
mikroskop dengan perbesaran 25x. Parasit yang ditemukan diidentifikasi,
dihitung dan dicatat jumlahnya.
Pemeriksaan Endoparasit
Siapkan
terlebih dahulu semua alat dan bahannya. Kemudian satu ekor untuk ikan Nila
yang telah diamati ektoparasitnya dibedah. Sebelum dibedah, ikan dipingsankan
terlebih dahulu dengan menusuk medula oblongata ikan yang terletak di bagian
kepala. Lalu usus ikan Nila diambil dengan menggunakan pinset dan diletakkan di
object glass yang berbeda. Jika ukuran sampelnya terlalu besar maka
ususnya dicacah terlebih dahulu. Setelah itu, diberi 1 tetes akuades
(secukupnya) dan ditutup dengan cover glass. Lalu, preparat diamati di
bawah mikroskop dengan perbesaran 25x. Parasit yang ditemukan diidentifikasi,
dihitung dan dicatat jumlahnya.
Isolasi Trichodina
sp.
Siapkan
terlebih dahulu semua alat dan bahannya. Kemudian ambil ikan nila sebanyak satu
ekor. Selanjutnya, lendir dan insang ikan nila diambil dan letakkan di object
glass yang berbeda. Lendir pada ikan Nila diambil dengan cara menggoreskan
pisau pada permukaan tubuh ikan dari arah depan (kepala) ke belakang (ekor)
sehingga tidak merusak sisiknya. Sedangkan untuk insang diambil kemudian
dicacah sampai kecil dan tambahkan satu tetes akuades. Preparat diamati di
bawah mikroskop dan temukan parasitnya lalu tandai dengan spidol. Kemudian
dikering udarakan selama 5-10 menit. Tambahkan AgNO3 2% dan ratakan pada
seluruh bagian object glass lalu
diamkan selama 1-2 menit. Kemudian bilas/celupkan kedalam akuades 1-2 kali dan
kering udarakan kembali selama 5-10 menit, dan inkubasi dibawah sinar matahari
selama 15-20 menit. Amati dan tandai dengan spidol kemudian tutup dengan cover
glass.
Isolasi Monogenea
Siapkan
terlebih dahulu semua alat dan bahannya. Kemudian ambil ikan nila sebanyak satu
ekor. Selanjutnya, lendir dan insang ikan nila diambil dan letakkan di object
glass yang berbeda. Lendir pada ikan Nila diambil dengan cara menggoreskan
pisau pada permukaan tubuh ikan dari arah depan (kepala) ke belakang (ekor)
sehingga tidak merusak sisiknya. Sedangkan untuk insang diambil kemudian
dicacah sampai kecil dan tambahkan satu tetes akuades. Preparat diamati di
bawah mikroskop dan temukan parasitnya lalu tandai dengan spidol. Posisikan bentuk
parasit agar utuh dan tidak mengkerut. Kemudian fiksasi dengan BNF 10% selama 5
menit. Lalu lakukan hidrasi alkohol bertingkat 70%, 50%, dan 35% masing-masing
selama 5 menit. Setelah itu, diberi pewarna asetocarmin (tetesi/rendam) selama
15 menit. Lakukan dehidrasi alkohol bertingkat 35%, 50%, 70%, 80%, 90%, dan
100% masing-masing selama 2 menit. Cleaning dengan xylol 1, 2, 3 masing-masing
1 menit. Amati dan mounting dengan etilen/lem kanada dan tutup dengan cover glass.
Perhitungan Prevalensi, Intensitas, dan Dominansi
Prevalensi (%) = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑖𝑛𝑓𝑒𝑘𝑠𝑖/𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑚𝑎𝑡𝑖 𝑥 100
Intensitas (induk/ekor) = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠 𝑝𝑎𝑟𝑎𝑠𝑖𝑡 tertentu/𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑖𝑛𝑓𝑒𝑘𝑠𝑖
Dominansi (%) = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠 𝑝𝑎𝑟𝑎𝑠𝑖𝑡 tertentu/𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑎𝑟𝑎𝑠𝑖𝑡 𝑥 100
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Hasil
Berikut ini
merupakan hasil isolasi ektoparasit dan endoparasit yang dilakukan pada ikan
nila (Oreochromis niloticus) yang
dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1 Hasil isolasi parasit pada nila (Oreochromis niloticus)
Kelompok
|
Organ
|
Jenis Parasit
|
Jumlah
|
1
|
Sirip
|
-
|
-
|
Insang
|
Monogenea
|
1
|
|
Mukus
|
Trichodina sp.
|
1
|
|
Usus
|
-
|
-
|
|
2
|
Sirip
|
-
|
-
|
Insang
|
Monogenea
|
1
|
|
Mukus
|
Trichodina sp.
|
14
|
|
Usus
|
-
|
-
|
|
3
|
Sirip
|
-
|
-
|
Insang
|
Monogenea
|
1
|
|
Mukus
|
Trichodina sp.
|
2
|
|
Usus
|
-
|
-
|
|
4
|
Sirip
|
-
|
-
|
Insang
|
Monogenea
|
1
|
|
Mukus
|
Trichodina sp.
|
1
|
|
Usus
|
-
|
-
|
|
5
|
Sirip
|
-
|
-
|
Insang
|
Monogenea
|
1
|
|
Mukus
|
Trichodina sp.
|
2
|
|
Usus
|
-
|
-
|
|
6
|
Sirip
|
-
|
-
|
Insang
|
Monogenea
|
1
|
|
Mukus
|
Trichodina sp.
|
20
|
|
Usus
|
-
|
-
|
7
|
Sirip
|
-
|
-
|
Insang
|
Monogenea
|
1
|
|
Mukus
|
Trichodina sp.
|
3
|
|
Usus
|
-
|
-
|
|
8
|
Sirip
|
-
|
-
|
Insang
|
Monogenea
|
1
|
|
Mukus
|
Trichodina sp.
|
1
|
|
Usus
|
-
|
-
|
|
9
|
Sirip
|
-
|
-
|
Insang
|
Monogenea
Trichodina sp.
|
1
15
|
|
Mukus
|
-
|
-
|
|
Usus
|
-
|
-
|
|
10
|
Sirip
|
-
|
-
|
Insang
|
Monogenea
|
1
|
|
Mukus
|
Trichodina sp.
|
5
|
|
Usus
|
-
|
-
|
|
11
|
Sirip
|
-
|
-
|
Insang
|
Trichodina sp.
|
2
|
|
Mukus
|
Monogenea
|
2
|
|
Usus
|
-
|
-
|
|
12
|
Sirip
|
-
|
-
|
Insang
|
Monogenea
|
1
|
|
Mukus
|
Trichodina sp.
|
3
|
|
Usus
|
-
|
-
|
Berdasarkan tabel 1 diatas, dapat diketahui bahwasanya parasit Trichodina sp. mendominasi infeksi yang
ditemukan pada organ luar ikan Nila, terutama pada bagian mukus dan sebagian
juga ada yang terdapat pada insang ikan. Selain parasit Trichodina sp juga ditemukan jenis parasit Monogenea
yang sebagian besar ditemukan pada insang ikan. Parasit
Trichodina sp. paling banyak ditemui pada organ mukus sebanyak 20 yang
dilakukan oleh perlakuan kelompok 6. Sedangkan untuk jenis parasit Monogenea
jumlah paling banyak ditemukan adalah sebanyak 3 pada organ mukus oleh
perlakuan kelompok 12.
Berikut merupakan hasil dari pengamatan preparat isolasi
jenis parasit Trichodina sp. dan Monogenea pada
mikroskop dalam penelitian parasit ikan.
Tabel 2 Hasil preparat
isolasi jenis parasit Trichodina sp. dan Monogenea.
Foto
Trichodina sp. hasil pengamatan (foto
di mikroskop dan hasil isolasi di preparat).
|
Foto Trichodina
sp. dari literatur.
|
|||
Gambar
1 Trichodina sp. hasil pengamatan.
|
Gambar 2
Trichodina sp. dari
literatur (www.freshwaterlife.org/imagearchive)
|
|||
Foto
Monogenea hasil pengamatan (foto di mikroskop dan hasil isolasi di preparat)
|
Foto Monogenea dari literatur.
|
|||
Gambar
3 Monogenea hasil pengamatan
|
Gambar 4 Monogenea dari literatur (www.clinicalsciences.com/article/monogenea-ectoparasitic)
|
|||
Berdasarkan hasil pengamatan pada gambar
1 dan 3 diketahui bahwa dalam pengamatan ikan Nila terdapat dua jenis parasit
yaitu Trichodina sp. dan
Monogenea yang ditemukan pada ikan bagian mukus dan insangnya. Parasit Trichodina sp. berbentuk membulat dan
sebagian besar ditemukan pada bagian mukus ikan, sedangkan Monogenea berbentuk
memanjang dan sebagian besar ditemukan pada bagian insang ikan.
Pembahasan
Ikan merupakan
hospes dari berbagai jenis parasit dimana dalam kondisi budidaya parasit
tertentu dapat berkembang dengan pesat, akibat kondisi stress yang umumnya dapat
terjadi pada kondisi budidaya. Berbagai stressor yang terjadi seperti padatnya penebaran,
nutrisi yang kurang, dan
penanganan yang kurang baik. Selain
itu beberapa jenis parasit, seperti golongan Monogenea memiliki siklus hidup langsung yang dapat
berkembang dengan pesat dalam kolam budidaya. Organisme penyebab penyakit sangatlah beragam, salah
satunya adalah ektoparasit. Beberapa faktor yang berperan terhadap serangan
penyakit pada ikan adalah kepadatan ikan yang dibudidayakan, budidaya secara
monokultur dan stress, selanjutnya faktor biotik dan abiotik yaitu, faktor
fisika dan kimia air serta berbagai organisme patogen (Fitri
et al. 2013).
Parasit Monogenea
merupakan salah satu golongan parasit yang paling sering menimbulkan masalah
dalam budidaya ikan, karena siklus hidupnya yang langsung, reproduksi tinggi
dan patogenisitasnya tinggi, sehingga sangat sering menimbulkan kematian pada
ikan. Parasit Monogenea merupakan salah satu parasit yang sebagian besar
menyerang pada bagian luar tubuh ikan (ektoparasit) jarang menyerang bagian
dalam tubuh ikan (endoparasit) biasanya menyerang kulit dan insang. Monogenea
merupakan cacing pipih dengan ukuran
panjang 0,15-20 mm bentuk
tubuhnya fusiform, haptor di bagian posterior
dan siklus kait sentral sepasang dan sejumlah kait marginal. Salah satu contoh
class monogenea yaitu Dactylogyridae yang mempunyai alat bantu tambahan organ
tambahan pada tubuhnya yang biasa disebut squamodis yang berfungsi sebagai perekat,
ada sekitar 1.500 spesies Monogenea yang ditemukan pada ikan (Fitri
et al. 2013).
Jenis-jenis parasit dari Class
Monogenea yang umum menyerang ikan adalah Dactylogyrus sp. dan Gyrodactylus
sp. parasit monogenea mempunyai siklus hidup langsung yang melibatkan satu
inang. Parasit ini merupakan ektoparasit pada insang ikan. Gyrodactylus sp. bersifat vivipar, larva dilepaskan dan langsung
menempel pada inang. Dactylogyrus sp.
bersifat ovipar dan menghasilkan telur dengan filamen panjang yang biasanya
menempel pada insang. Memiliki panjang
tubuh berkisar antara 0,5-0,8 mm, hidup pada permukaan tubuh ikan dan biasa
menginfeksi organ-organ lokomosi hospes dan respirasi. Larva berkembang di
dalam uterus parasit tersebut dan dapat berisi kelompok-kelompok sel embrionik.
Gejala infeksi pada ikan, antara lain pernapasan ikan meningkat dan produksi
lendir berlebih (Fitri et al.
2013).
Hewan parasit ini merupakan cacing
tingkat rendah (Trematoda). Gyrodactylus sp.
biasanya sering menyerang ikan air tawar, payau, dan laut pada bagian kulit
luar dan insang (Fitri et al.
2013). Gyrodactylus sp.
memiliki bentuk tubuh kecil, memanjang, transparan, tanpa titik mata dan pada
bagian anteriornya terdapat dua tonjolan. Bagian posteriornya terdapat sepasang
jangkar yang dihubungkan oleh sebuah plat. Terdapat 16 jangkar kecil pada sisi
piringan (opisthaptor). Saat stadia, dewasa di dalam uterusnya terdapat embrio
yang ditunjukkan dengan adanya jangkar pada bagian depan dan belakang. Selain
itu, ada gilirannya embrio tersebut yang akan berisi embrio generasi berikutnya
(Manurung dan Gaghenggang 2016).
Tingginya infeksi parasit pada benih
ikan diakibatkan oleh kondisi ketahanan tubuh masih lemah dan sangat rentan
terhadap perubahan lingkungan sehingga lebih mudah terserang parasit
(Rustikawati et al. 2004). Menurut
Zhao dan Thang (2011), Trichodina sp.
memiliki peranan yang besar terhadap penurunan daya tahan tubuh ikan dan dapat
menyebabkan terjadinya infeksi sekunder. Trichodina
sp. merupakan famili Trichodinidae yang meliputi genus Trichodina,
Paratrichodina, Trichodinella, Tripartiella, dan Vauchomi. Trichodina sp. berbentuk cakram bulat seperti mangkuk dengan
gigi-gigi yang terdapat dibagian tengah. Trichodina sp.
berbentuk datar dorsoventral agak concave pada salah satu sisi dan convex
pada sisi lainnya. Bagian sisi concave melekat pada inang dan berperan
seperti disc (penghisap). Parasit ini memiliki dua inti, yaitu inti besar dan
inti kecil. Inti kecil memiliki bentuk bundar menyerupai vakuola dan inti besar
berbentuk tapal kuda. Protozoa Trichodina sp.
sebagai parasit mobile yang dilengkapi dengan cilia dan menyerang ikan air
tawar (Rustikawati
et al. 2004).
Trichodina sp. dapat
berkembangbiak dengan cepat karena memanfaatkan sumber nutrisi berupa bakteri
yang berhabitat di akuarium dan kolam budidaya. Trichodina sp. sering menyerang ikan pada bagian permukaan
tubuh ikan yang berada di akuarium atau kolam budidaya. Penyakit yang
disebabkan oleh Trichodina sp.
disebut Trichodiniasis menginfeksi pada umur larva dan ikan kecil atau benih.
Inang yang paling sering terserang Trichodina sp.
biasanya anggota dari Cyprinidae (Khoo et
al. 2012). Jenis dan tingkat infeksi Trichodina sp.
pada benih antar lokasi kolam budidaya akan berbeda karena infeksi parasit dipengaruhi
oleh adanya perbedaan pakan yang diberikan, umur ikan, ukuran ikan, kondisi
perairan serta aktivitas budidaya (Handayani et al. 2014).
Trichodina sp. dapat ditemukan pada beberapa bagian tubuh
benih ikan dari semua kelompok ukuran ikan paling banyak ditemukan pada lendir
di permukaan tubuh ikan. Zhao dan Tang (2011) menyatakan bahwa Trichodina sp. banyak terdapat pada
permukaan tubuh inang karena banyak mengandung mucus, jaringan epitel dan
peredaran darah yang merupakan nutrsi bagi parasit dan menjadi tempat hidup
yang baik bagi paarsit. Infeksi Trichodina sp.
pada insang ikan sering terjadi, khususnya pada umur benih karena merupakan
lingkungan yang mendukung perkembangbiakan parasite (Zhao dan Tang 2011).
Prevalensi merupakan
persentasi dari perbandingan antara jumlah ikan yang terinfeksi parasit dengan
jumlah ikan yang diperiksa, sedangkan intensitas merupakan rasio jumlah spesies
parasit yang menginfeksi dengan jumlah ikan yang terserang parasite dan dominansi adalah persentase dari perbandingan antara
jumlah spesies parasit dengan jumlah total parasit yang ditemukan
(Handayani et al. 2014).
Pada ikan Nila, jenis parasit yang mendominasi adalah parasit Trichodina sp. dengan prevalensi 100%
dan intensitas 5,75 induk/ekor.
Parasit ini dominan ditemukan pada bagian luar tubuh ikan (ektoparasit) terutama pada lendir ikan Nila,
namun ada juga yang ditemukan pada bagian dalam tubuh ikan (endoparasit). Parasit dari ordo Monogenea
juga banyak ditemukan pada ikan Nila yang ditandai dengan nilai prevalensi
sebesar 100% dan intensitas sebesar 1,083
induk/ekor. Parasit ini umumnya ditemukan pada
bagian dalam tubuh ikan Nila (endoparasit)
adapun dibagian ektoparasit khusunya bagian insang ikan Nila. Sedangkan nilai dominansi terbesar adalah untuk jenis
parasit Trichodina sp. sebesar 84,1%
dan terkecil adalah Monogenea sebesar 15,9%.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil praktikum yang telah didapatkan praktikan
telah mengenal beberapa bentuk
parasit baik ektoparasit maupun endoparasit dari spesimen segar atau hidup yang
terdapat pada ikan Nila. Ektoparasit dan endoparasit yang ditemukan berupa
spesies dari spesies Trichodina sp. dan ordo Monogenia.
Jenis parasit yang dominan ditemukan pada ikan Nila adalah Trichodina sp. dengan prevalensi 100%
dan intensitas 5,75 dengan dominansi
sebesar 84,1%, sedangkan ordo Monogenia dengan prevalensi sebesar 100% dan
intensitas 1,083 dengan dominansi hanya sebesar
15,9%.
Saran
Pada
praktikum berikutnya diharapkan jenis ikan yang diamati tidak hanya ikan air
tawar, melainkan ikan air laut. Hal tersebut diharapkan agar praktikan dapat
membedakan jenis parasit yang menginfeksi pada ikan laut dan ikan tawar. Selain
itu, diharapkan pula agar identifikasi parasit dilakukan hingga tingkat genus
maupun spesies sehingga proses penghitungan intensitas dan prevalensi lebih
akurat dan memberi kesempatan kepada praktikan untuk membedakan genus dalam
satu ordo suatu organisme.
DAFTAR PUSTAKA
Fitri DR,
Damiana RE, Risa T. 2013. Infestasi cacing parasitik pada insang Ikan Mujair. Acta Veterinaria Indonesiana. 1(1):
8-14.
Handayani R,
Adiputra YT, Wardiyanto.2014. Identifikasi dan keragaman parasit pada Ikan Mas
Koki (Carrasius auratus) dan Ikan Mas
(Cyprinus carpio) yang berasal dari
Lampung dan Luar Lampung. Jurnal Ilmu
Perikanan dan Sumberdaya Peraira. 2(2): 149-156.
Khoo CK,
Abdul AM, Kua BC, Adnan A. 2012. Cryptocaryon irritan infection induces the
acute phase response in lates calcarifer: a Transcriptomic Perspective. Fish and Shelfish Immunology. 33:
788-794.
Lianda N, Fahrimal Y, Daud R, Rusli,
Aliza D, Adam M. 2015. Identifikasi parasit pada ikan nila (Oreochromis niloticus) di Irigasi
Barabung Kecamatan Darussalam Aceh Besar. Jurnal
Medika Veterinaria. 9(2): 101-103.
Manurung UN, Gaghenggang F. 2016.
Identifikasi dan prevalensi ektoparasit pada ikan Nila (Oreochromis niloticus) di kolam budidaya Kampung Hiung, Kecamatan
Manganitu, Kabupaten Kepulauan Sangihe. Budidaya
Perairan. 4(2): 26-30.
Prasetya N, Subekti S, Kismiyati.
2013. Prevalensi ektoparasit yang menyerang benih ikan Koi di bursa ikan hias
Surabaya. Jurnal Ilmiah Perikanan dan
Kelautan. 5(1): 113-116.
Rustikawati
I, Rostika R, Iriana D, Herlina D. 2004. Intensitas dan prevalensi ektoparasit
pada benih Ikan Mas (Cyprinus carpio L.)
yang berasal dari Kolam Tradisional dan Longyam di Desa Sukamulya Kecamatan
Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal
Akuakutur Indonesia. 3: 33-39.
Zhao Y,
Thang. 2011. Taxonomic study of Trichodinids (Protozoa, Ciliophora) infecting
on gills of freshwater fishes, Cyprinus
carpio and Mylopharyngodon piceus from
China, with the description of Trichodina regularis. European J. Scientific Research. 58(2): 231-237.
LAMPIRAN
Lampirkan contoh perhitungan berdasarkan data yang didapat.
Perhitungan
1. Perhitungan untuk jenis parasit Trichodina sp.
Prevalensi (%) = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑖𝑛𝑓𝑒𝑘𝑠𝑖/𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑚𝑎𝑡𝑖 𝑥 100
= 12/12 𝑥 100
= 100%
Intensitas (induk/ekor) = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠 𝑝𝑎𝑟𝑎𝑠𝑖𝑡 tertentu/𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑖𝑛𝑓𝑒𝑘𝑠𝑖
= 69/12
= 5,75 induk/ekor.
Dominansi (%) = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠 𝑝𝑎𝑟𝑎𝑠𝑖𝑡 tertentu/𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑎𝑟𝑎𝑠𝑖𝑡 𝑥 100
= 69/82 𝑥 100
= 84,1%
2. Perhitungan untuk jenis parasit Monogenea.
Prevalensi (%) = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑖𝑛𝑓𝑒𝑘𝑠𝑖/𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑚𝑎𝑡𝑖 𝑥 100
= 12/12 𝑥 100
= 100%
Intensitas (induk/ekor) = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠 𝑝𝑎𝑟𝑎𝑠𝑖𝑡 tertentu/𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑖𝑛𝑓𝑒𝑘𝑠𝑖
= 13/12
= 1,083 induk/ekor.
Dominansi (%) = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠 𝑝𝑎𝑟𝑎𝑠𝑖𝑡 tertentu/𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑎𝑟𝑎𝑠𝑖𝑡 𝑥 100
= 13/82 𝑥 100
= 15,9%
Komentar
Posting Komentar